Jumat, 19 Oktober 2012

Kemiskinan Merajalela, Prabowo Sebut Pemerintah Bodoh


REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Ketua Umum DPN Hiimpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Prabowo Subianto, menuding pemerintah berkuasa kurang bisa mengoptimalkan kekayaan alam dalam perut bumi Indonesia. Akibatnya, kesejahteraan hanya dirasakan kaum elit dan masyarakat kelas bawah akan terus berada dalam lingkaran kemiskinan.

"Kemiskinan masih merajalela. Petani hidupnya masih terpuruk. Itu karena pemerintah bodoh dan tolol sehingga kekayaan alam melimpah tak bisa dirasakan masyarakat kelas bawah," ujar Prabowo saat melantik pengurus HKTI Jawa Timur di Surabaya, Ahad (20/2).

Pemerintah, menurutnya, lebih senang bermain dengan angka statistik padahal angka kemiskinan masih banyak. "Itulah kelemahan pemerintah," tegasnya.

Menurut Prabowo, penguasa lebih suka mencari kambing hitam dan mengkritisi orang lain terkait masih terpuruknya kondisi bangsa. Dikatakannya, elit penguasa dari dulu tidak pandai untuk belajar keadaan masa lalu sehingga Indonesia saat ini tidak maju-maju jika dibandingkan dengan Singapura, Malaysia, maupun Thailand.

"Pemerintah punya hak mengelola kekayaan alam, tapi malah membiarkannya dikuasai bangsa lain. Itu membuat masyarakat Indonesia masih miskin," tegas Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra tersebut.

Prabowo melanjutkan, pemerintah sekarang sudah sangat keterlaluan dalam menjalankan perekonomian neoliberal. Diterangkannya, kebijakan ekonomi pemerintah tidak mempunyai strategi jelas sehingga dengan mudahnya membebaskan produk luar negeri beredar di Indonesia.

Prabowo menyebut dibukanya keran impor secara luas tanpa ada niatan untuk melakukan proteksi terhadap produk asli masyarakat Indonesia dari kalangan petani, nelayan, maupun pengrajin kecil. "Elite pemerintah mengizinkan pembukaan impor terhadap 57 komoditas dengan nol persen bea masuk. Hal itu jelas bodoh sebab akan mematikan produk yang dibuat kalangan bawah," tuturnya.

Ia tak habis pikir bagaimana mungkin pemerintah bisa mengeluarkan kebijakan impor ikan lokal, seperti ikan asin, patin, dan lele. "Saya katakan sekali lagi pemerintah bodoh dan tolol mengapa sampai harus melakukan impor ikan asin dan ikan jenis lainnya yang sebenarnya bisa disediakan para peternak ikan," tandas Prabowo.

Siap Jadi Capres Jika Rakyat Menghendaki


JAKARTA, RIMANEWS - Ketua Dewan Pembina Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Letjen (Purn) Prabowo Subianto menyatakan kesiapannya untuk dicalonkan menjadi presiden jika rakyat menghendaki.
"Insyah Allah saya siap...kalau rakyat menghendaki saya untuk menjadi presiden," kata Prabowo usai melantik pengurus Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Nusa Tenggara Timur di Kupang, Minggu (8/1/2012).

Mantan Danjen Kopassus mengatakan hal itu ketika ditanya seputar kesiapannya untuk menjadi calon presiden, setelah menerima pernyataan dukungan dari para pengurus dan simpatisan Partai Gerindra NTT untuk menjadi calon presiden pada Pemilu 2014.

Partai Gerindra NTT pada acara pelantikan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra NTT menyatakan mendukung Prabowo Subianto menjadi calon presiden periode 2014-2019 pada Pemilu 2014.

Pernyataan dukungan terhadap Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu dibacakan Ketua DPD Partai Gerindra NTT Esthon L Foenay pada acara yang dirangkai dengan perayaan Natal bersama itu.

Foenay yang juga Wakil Gubernur NTT itu mengatakan, pernyataan sikap ini merupakan bentuk dukungan dari keluarga besar Partai Gerindra NTT dari tingkat DPD sampai tingkat ranting.

"Mari kita semua bergandengan tangan untuk bekerja keras memenangkan Prabowo sebagai presiden pada Pemilu Presiden 2014," katanya.

Prabowo, kata Foenay, adalah figur yang memiliki visi kebangsaan yang sangat kuat dan memiliki komitmen yang tinggi untuk menyejahterakan masyarakat bangsa ini.

Oleh karena itu, tidak salah jika masyarakat bangsa ini menjatuhkan pilihan pada Prabowo untuk memimpin negeri ini pascapemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono.

Foenay menambahkan, masyarakat boleh berbeda partai, tetapi dalam memilih pemimpin bangsa ini, tentu masyarakat harus memilih figur yang dinilai terbaik.

"Golongan darah kita berbeda tetapi sama-sama darah merah. Partai kita boleh berbeda tetapi pilihan kita tidak boleh berbeda," kata Foenay yang disambut aplaus para hadirin.

Ketika ditanya soal sikap politik Gerindra NTT tersebut, Prabowo yang juga mantan Panglima Kostrad itu mengatakan "Insyah Allah saya akan siap dan mengabdikan diri untuk bangsa ini jika rakyat menghendakiuntuk memimpin bangsa ini,".

"Saya siap menjadi presiden jika mayoritas rakyat Indonesia menghendaki," katanya menjawab ANTARA ketika hendak menuju ke Bandara El Tari Kupang untuk kembali ke Jakarta.

Yayasan SUPERSEMAR

Bertolak dari pemikiran bahwa masalah pendidikan adalah masalah yang harus ditanggulangi bersama antara orang-tua, masyarakat, dan Pemerintah. Bahwa banyak anak muda Indonesia yang memiliki kemampuan intelektual, namun keadaan orang tuanya kurang mendukung kelangsungan pendidikan formal yang tengah ditekuninya.
Bahwa apabila mereka itu mendapatkan kesempatan yang sama dengan anak-anak dari keluarga yang berkecukupan niscaya akan mampu berkembang dan pada gilirannya akan menjadi salah satu modal bagi pembangunan bangsa, karena merupakan sumber daya manusia yang terdidik. Jadi, apabila ada uluran tangan dari orang atau lembaga penyandang dana tentulah sangat berarti, setidak-tidaknya sangat membantu bagi upaya mengatasi keadaan tersebut.
Bapak Soeharto, saat itu, berhasrat membantu Pemerintah di dalam upaya mengatasi problema yang tengah dihadapi dunia pendidikan tersebut. Pengalaman beliau memimpin Yayasan Trikora, yang memberikan beasiswa bagi putra-putra pejuang “Trikora” dan “Dwikora” cukup menjadi bekal untuk mendirikan sebuah yayasan beasiswa yang bersifat lebih umum dan lebih luas jangkauan santunannya.
Maka, pada tanggal 16 Mei 1974, bertambah lagi sebuah yayasan beasiswa di Indonesia yang dipimpin oleh Bapak Soeharto, yang siap berkiprah bersama- sama dengan lembaga/ yayasan lain yang sudah ada membantu Pemerintah. Yayasan ini dinamakan Yayasan Supersemar.

Yasasan Pendidikan Kebangsaan
Yasasan Pendidikan KebangsaanYasasan Pendidikan Kebangsaan merupakan yayasan sosial yang bergerak di bidang pendidikan. Didirikan oleh Prof. DR. Soemitro Djojohadikusumo dalam rangka turut serta berperan aktif dalam menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang bermutu tinggi sehingga dapat bersaing dalam era globalisasi ini.

Yayasan 25 Januari
Setiap tanggal 25 Januari, selalu dilaksanakan upacara Peringatan Peristiwa Pertempuran Lengkong yang diadakan di Taman Makam Pahlawan Taruna Tangerang (TMPTT) dan Monumen Daan Mogot di BSD City. Peristiwa Pertempuran Lengkong yang terjadi di desa Lengkong Wetan, Serpong, pada 25 Januari 1946 ini, telah merenggut 34 nyawa putra terbaik bangsa, yang rela melawan penjajah Jepang dengan mengorbankan jiwa dan raga demi mempertahankan tanah air tercinta.

Rani D. Sutrisno, Ketua Harian Yayasan 25 Januari 1946 dalam sambutannya mengatakan bahwa, BSD yang kini berkembang menjadi BSD City telah banyak membantu terlaksananya acara Peringatan Peristiwa Pertempuran Lengkong. “Semoga kegiatan ini tetap berlangsung,” ujarnya.

Hal senada diungkapkan pula oleh Prabowo Subianto, Ketua Yayasan 25 Januari 1946. “Peristiwa Lengkong adalah bagian dari sejarah. Pada peristiwa tersebut, remaja-remaja Indonesia rela memberikan jiwa dan raganya untuk ibu pertiwi demi kemerdekaan Indonesia. Terimakasih kepada PT BSD yang terus mendukung terlaksananya acara ini,” ucapnya.

H. Djoko Munandar, Gubernur Banten memaparkan bahwa, acara peringatan ini dapat melestarikan pesan nilai perjuangan, dan memberikan wawasan kebangsaan, serta menjadi landasan yang kuat pada sistem pertahanan dan keamanan negara. Sementara itu, Mayor Jendral M. Yunus Palar, Gubernur Akademi Militer (Akmil) menambahkan bahwa, tanggal 25 Januari telah ditetapkan oleh KSAD sebagai Hari Bakti Taruna. Di masa yang akan datang, acara ini rencananya juga akan dilaksanakan di Akmil, Magelang.

 
Design by Ringin Contong | Berbagi Kasih Untuk Sesamanya